Kita semua pasti memiliki slogan-slogan tersendiri ya. Yang bikin kita semangat. Yang bikin kita survive. Yang bikin kita bisa menjalani hidup ini dengan waras. Inilah beberapa slogan atau prinsip-prinsip hidup saya so far.
1. Face Your Fear
Seorang teman pernah berkata pada saya, bahwa hanya sekitar 30% saja dari apa yang kita takutkan menjadi kenyataan. Dia bilang itu ke saya ketika kami akan menghadapi sidang S1 kala itu. Saya yang berkemampuan rata-rata dan tidak memiliki banyak kepercayaan diri, waktu itu sangat takut rasanya menghadapi sidang. Rasanya horror dan sudah membayangkan worst possible scenario. Ketika teman yang sudah lebih dulu sidang mengatakan itu, saya menjadi lumayan lebih tenang. Percayalah, ucapan positif sekecil apapun rasanya bisa membangkitkan semangat berkali2 lipat 😁. Trus saya waktu itu juga mengikuti sebuah self insight awareness training, dan salah satu mentor mengatakan hal it berulang-ulang. Face your fear! Ketakutan jika tidak dihadapi akan selalu ada. Maka hadapilah, apalagi biasanya tidak semua ketakutan kita terbukti, karena itu biasanya hanya ketakutan semata. Setelah saya berhasil menyelesaikannya TA dan sidang, saya pun mendapat nilai triple A, saya merasa sudah berhasil menghadapi salah 1 ketakutan saya. Memang benar kok, tidak semua ketakutan terbukti. So, just face your fear.
2. Finish Off What You Started
Seperti membaca buku. Sebagai pecinta buku, begitu mulai membaca, rasanya harus menyelesaikannya sampai akhir, bukan? Pantang untuk berhenti di tengah-tengah. Nah, suatu hari saya sedang outbound training, yang mengharuskan saya untuk menuruni air terjun dengan hanya menggunakan seutas tali dan pengaman. Saya mengumpulkan nyali, karena please I had never done things this crazy before then. Ketika saya mulai turun, saya mungkin terpeleset lalu terhempas keras air terjun dan terlempar ke tengah air terjun. Saya teriak panik bukan main ketika muka saya terkena jatuhan air terjun yang kencang, rasanya seperti tenggelam. Hampir saya melambaikan tangan ke atas minta ditarik. Ingin menyerah. Tapi untungnya saya berpikir, “hey, I must finish this. I started it, so I must finish it“. After I took sometimes, pelan-pelan saya kembali ke posisi seharusnya dan pelan-pelan turun (sambil berdoa kencang). Entah gimana rasanya, campur aduk, antara adrenalin rush, takut, berani, mau nangis, semua jadi satu. Tapi, akhirnya saya berhasil sampai ke bawah. Ya ampuuunn, rasanya legaaaaa tak terkira. Rasanya pencapaian luar biasa sekali bisa menyelesaikannya sebuah tantangan yang luar biasa.
3. Don’t Always Depend on Others
Maksud lainnya adalah lakukan sendiri apa yang bisa kita lakukan sendiri. Saya gak suka ngerepotin orang lain. Sebisa mungkin lakukan semua sendiri. Mungkin sejak saya memutuskan untuk keluar sari rumah orang tua sejak kuliah, saya jadi lebih mandiri. Lepas kuliah, saya langsung diterima di sebuah perusahaan nasional yang mengharuskan saya tinggal di mess selama training dan ditempatkan di luar pulau. Otomatis, saya terbiasa apa-apa sendiri. Dan sekarang, saya menjalani peran ibu rumah tangga, mengurus suami dan 2 anak sendiri, tanpa bantuan asisten. Nilai itu juga yang saya ingin tanamkan kepada anak-anak saya. Kemandirian.
4. They Can Do, I Can Too!
Bukan maksudnya kompetitif ini ya. Percayalah, saya bukan orang yang kompetitif banget. Ya, mungkin SD – SMP 😂. Tapi sejak SMA biasa aja. Gak mesti harus yang terbaik, no. Maksud saya adalah dalam hal mencoba. Mencoba sesuatu yang baru terutama. Saya kalau liat orang lain mencoba sesuatu dan bisa, saya sering berpikir “maka saya juga bisa (mencobanya)!” Kalau mereka bisa berhasil, masa saya gak mau mencoba nya? Dengan kata lain, be optimistic! Kecuali pernah 1x saya memilih untuk tidak mencoba apa yang mostly teman-teman saya lakukan. Yaitu ketika mau arung jeram, trus diajak loncat ke sungai dari atas jembatan. I just feel like “NO FREAKING WAY!” Masalahnya saya gak bisa renang, takut banget tenggelam dan hanyut. Teman saya yang gak bisa renang juga loncat sih, karena di bawah sudah ada yang jaga juga. Tapi beneran deh, untuk itu saya nyerah angkat tangan. Nyali langsung minus, LOL.. Lagian ada 2 teman lain yang juga memilih lewat jalan lain, on foot, so I chose that safer way for me, hahaha. Tapi, mostly saya optimis kok. Buktinya saya berani melakukan rapling dan loncat dari atas pohon (karena ada safety harness tentunya hahaha).
5. Everything Happens for A Reason
Ini mantra yang selalu keluar setiap sedang sedih. Atau dilanda musibah. Saya adalah termasuk yang percaya hal itu. Saya percaya Tuhan tidak akan membiarkan kita sedih selamanya. Jika kita kehilangan sesuatu, Tuhan akan menggantikan dengan yang lebih baik. Asal kita terus berusaha. Dan bersyukur. God is good.
6. Be a Useful Person
Setiap saya posting kegiatan belajar sambil bermain bersama anak, bukan untuk pamer. Pertama untuk dokumentasi, yang sangat berguna ketika saya trace back untuk mencari ide main bersama anak kedua saya. Kedua, untuk sharing kepada para ibu lain. Banyak yang sudah DM saya, bilang terima kasih sudah share bermacam kegiatan yang mereka ikuti juga. Wah saya senang sekali. Pertama karena postingan saya bermanfaat, kedua karena saya jadi nambah kenalan baru. Saya juga ingin menularkan semangat saya kepada teman-teman saya yang lain. Ayo, didik anak kita semaksimal mungkin, karena masa mereka bersama kita orang tuanya itu pendek. Saya senang tiap ada teman yang juga termotivasi untuk mengajarkan anaknya. Saya lebih bahagia jadi orang yang bermanfaat. Kalaupun saya jadi orang kaya, saya ingin kekayaan saya pun untuk bermanfaat juga bagi orang banyak. Itulah salah 1 bentuk kedamaian saya.
Yah begitulah, beberapa prinsip utama hidup saya. Selama kita masih hidup, rintangan akan selalu ada. Intinya percaya sama Tuhan dan percaya sama diri sendiri, bahwa kita akan jatuh tapi kita akan bangun lagi.